Dalam tafsir Ibnu Katsir di jelaskan bahwa :
Ali bin Abi Tholhah meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas menafsirkan “kalimat yang baik”sebagai kesaksian tiada tuhan melainkan Allah “pohon yang baik” sebagai seorang mukmin “akarnya kokoh” sebagai kalimat tiada tuhan selain Allah yang berada di dalam hati seorang mukmin dan “cabangnya menjulang tinggi ke langit” sebagai amal seorang mukmin yang dinaikkan ke langit lantaran kalimat itu. Demikian menurut penafsiran menurut adh-dhahak, Sais bin Jabir, akramah, Mujahid, dan ulama lain yang tedak hanya seorang. Ucapannya yang baik dan amalnya yang saleh. Dan bahwa seorang mukmin itu seperti pohon kurma. Pohon itu senantiasa menaikkan amal saleh bagi si mukmin pada setiap saat setiap waktu, pagi dan sore. As-sidi meriwayatkan dari Murrrah, dari Ibnu Mas’ud dia berkata,”Kalimat (perumpamaan) itu adalah pohon kurma.
Al-Bukhari meriwayatkan daru Ibnu Umar, dia berkata “Kami tengah bersama Rasulullah saw. Beliau bersabda, “Beritahukanlah kepadaku sebuah pohon yang menyerupai (atau seperti) orang muslim. Daunnya tidak berguguranbaik pada musim hujan maupun musim kemarau dan berbuah setiap saat seizing dari Tuhannya.’terbetiklah dalam diriku bahwa ia adalah pohon kurma. Aku elihat Abu Bakar dan Umar tidak berkata-kata, maka akupun enggan untuk memulai berkata. Mereka tidak mengatakan apapun. Rasulullah berkata, “pohon itu adalah pohon kurma”. Setelah kami bangkit, aku berkata pada Umar, “Hai ayahku, demi Allah telah terbetik di benakku bahwa pohon itu adalah pohon kurma, lalu Umar berkata,’Lalu mengapa kamu tidak mengatakannya?” Aku berkata, “Karena kalian tidak mengatakan apa-apa sehingga aku enggan atau segan untuk mengatakan sesuatu.’Umar berkata, kamu mengatakannya adalah lebih aku sukai daripada anu dan anu.”
Ahmad meriwayatkan dari mujahid aku mrnyertai Ibnu Umar ke Madinah, maka aku tidak mendengar beliau menceritakan dari Nabi saw kecuali sebuah hadis. Beliau berkata “kami tengah bersama Rasulullah saw. Beliau mengambil sejumlah kerikil, kemudian bersabda ‘Ada sebuah pohon yang dapat dijadikan perumpamaan bagi seorang muslim. ‘Aku ingin mengatakan bahwa pohon itu adalah pohon kurma. Aku memperhatikan sekitar ternyata aku adalah orang termuda disana. Maka Rasulullah bersabda,”Ia adalah pohon kurma.”
Dari konteks tersebut, jelaslah bahwa seorang mukmin itu seperti sebuah pohon kurma yang senantiasa menghasilkan buah pada setiap waktu, baik musim hujan maupun musim kemarau baik malam maupun siang. Demikian pula dengan seorang mukmin. Dia memiliki amal saleh yang senantiasa dinaikkan pada sebagian malam, pada penghujung siang, setiap waktu dan setiap saat, “dengan seizing Tuhannya sebagai buah yang baik, sempurna, indah, dan diberkahi. “Dan Allah member perumpamaan-perumpamaan itu bagi manusia agar manusia agar mereka selalu mengingat.
Mungkin bagi kita sudah tidak asing dengan pohon kurma, karena pohon kurma ini bisa tumbuh dimana-mana, termasuk di Indonesia. Dari dua ayat dan dua hadits tersebut di atas dapat kita ambil pelajaran kenapa Allah dan Rasulullah membuat gambaran terhadap orang mukmin itu laksana pohon kurma.
Pohon kurma sebagaimana kita lihat akarnya kuat menopang batang yang tinggi, bahkan dengan batangnya yang tumbuh tinggi menjulang itu angin lebih kuat mendera, tetapi tetap kokoh berdiri, tidak mudah digoyahkan oleh angin, demikian keadaan orang mukmin yang kuat akidahnya walaupun ditimpa berbagai ujian, mereka tetap tegar karena mereka percaya semua ujian datangnya dari Allah.dan sebagaimana kita ketahui yang namanya ujian itu menjadikan kita berada di tempat yang labih baik.itu buah hasil dari akidah yang kuat yang digambarkan laksana akar pohon kurma.
Pohon kurma sebagaimana kita lihat batangnya tinggi menjulang ke langit mengibaratkan setiap amal kita yang dilandasi rasa ikhlas dan akidah yang benar bisa menghantarkan amal-amal kita ke hadirat Allah SWT yang kita yakini bahwa catatan amal kita senantiasa dicatat oleh malaikat dan di hadapkan kepada Allah SWT setiap pagi dan sore dan amal yang kita perbuat akan kita pertanggungjawabkan kelak di hari kiamat. Maka orang mukmin tidak akan seenaknya berbuat sesuatu, pasti akan berfikir dua kali apabila akan melakukan suatu perbuatan.
Buah kurma sebagaimana kita pernah merasakan rasanya manis, kandungan karbohidratnya tinggi yang sangat bermanfaat bagi tubuh kita bahkan dapat menjadi obat, begitulah yang diharapkan hasil buah parbuatan manusia (dalam konteks) ayat ini orang mukmin, buah amal perbuatannya dapat dimanfaatkan oleh banyak orang. Apapun kita, apabila kita merasa orang mukmin pasti akan bermanfaat bagi orang lain.Kita sebagai anggota masyarakat hendaklah membawa manfaat bagi masyarakat sekitar, kita sebagai istri harus bisa membawa manfaat bagi suami, kita sebagai ibu diharapkan bisa membawa manfaat bagi anak-anak, kita sebagai guru harus bisa membawa manfaat bagi lembaga maupun anak didik kita dan lain sebagainya.
Kita sebagai orang mukmin hendaklah mempercayai Al-Qur’an dan hadits Nabi sebagai konsekuensi apa yang telah kita ikrarkan “Asyhadu an la ilaha illaallah wa Asyhadu anna Muhammad Rasulullah.” Kita harus bisa mentadabburi pohan kurma. Pohon kurma adalah laksana pohon yang serba guna. Batangnya kuat dapat dipakai sebagai bahan bangunan, buahnya dapat berbuah sepanjang masa,daunnya dapat dipakai kalau di daerah kita untuk bahan sapu, sehingga bermanfaat semuanya bagi orang lain. Dan yang jelas kita dapat memetik manfaat dari mentadabburi ayat Allah bahwa menjadi manusia (orang yang beriman) harus berusaha semaksimal mungkin bagaimana orang bisa mengambil manfaat dengan keberadaan kita, jangan mengharap orang lain untuk dapat kita manfaatkan. INSYAALLAH.